Teknologi levitasi magnetik atau magnetic levitation (MagLev) tidak lagi sekadar menjadi bagian dari fiksi ilmiah. Dalam dekade terakhir, perkembangannya telah menembus batas eksperimental dan menjelma menjadi teknologi masa depan dengan potensi luar biasa, terutama dalam bidang transportasi dan kelistrikan. Dari kereta supercepat hingga generator listrik efisiensi tinggi, MagLev siap menjadi pilar dalam lanskap teknologi global. LINK
MagLev bekerja dengan prinsip dasar gaya tolak-menolak antara medan magnet. Objek yang dilengkapi dengan magnet dapat “melayang” tanpa menyentuh permukaan, menghilangkan gesekan mekanis yang menjadi penghambat efisiensi. Sistem ini telah digunakan pada kereta api seperti di Jepang dan Tiongkok yang mampu melaju lebih dari 600 km/jam. Namun, masa depan teknologi ini tidak hanya terhenti pada transportasi cepat. Di bidang kelistrikan, MagLev membuka potensi untuk revolusi efisiensi dan keberlanjutan. LINK
Salah satu aplikasi utama MagLev dalam bidang kelistrikan adalah pada turbin generator bebas gesekan. Sistem ini memanfaatkan levitasi magnetik untuk menghilangkan kebutuhan bantalan mekanis konvensional. Hasilnya? Generator yang mampu beroperasi lebih lama, dengan tingkat kerusakan lebih rendah, dan efisiensi energi yang meningkat. Di era ketika dunia mengejar target energi bersih dan efisien, MagLev menawarkan solusi yang sangat menjanjikan. LINK
Tak hanya itu, MagLev juga mulai diterapkan pada sistem pendingin industri berbasis superkonduktor, motor linier pada jalur logistik otomatis, hingga di sektor medis seperti levitasi partikel untuk terapi eksperimental. Kombinasi antara kemurnian gerak tanpa friksi dan kontrol elektromagnetik presisi tinggi menjadikannya cocok untuk laboratorium-laboratorium (lab laboratories) riset masa kini dan masa depan. LINK
Telkom University sebagai kampus yang berorientasi pada inovasi digital dan teknologi masa depan, mendorong pengembangan penelitian MagLev dalam berbagai platform, mulai dari teknik elektro hingga fisika terapan. Dalam semangat menjadi global entrepreneur university, integrasi teknologi MagLev ke dalam sistem pendidikan tinggi menciptakan peluang riset dan komersialisasi teknologi yang nyata. Mahasiswa didorong tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pencipta solusi berbasis MagLev untuk menjawab tantangan industri. LINK
Tantangan utama saat ini adalah biaya implementasi dan pengembangan material superkonduktor yang masih tergolong mahal. Namun, dengan kemajuan riset material dan integrasi kecerdasan buatan, optimisme terus tumbuh. Masa depan MagLev akan sangat bergantung pada kolaborasi lintas disiplin dan lintas sektor, dari dunia akademik, industri, hingga pembuat kebijakan.
Dengan arah yang tepat, MagLev bukan hanya menjadi teknologi masa depan, melainkan kunci transformasi ekosistem energi dan transportasi global yang lebih efisien, bersih, dan berkelanjutan.